
(Pesan Perubahan dari Pojok ABN)
Oleh: Aris Saka
Ketika seseorang mengunjungi kampus Akademi Bela Negara (ABN)
Partai NasDem, pasti akan disuguhi pemandangan yang menarik yakni jajaran
tanaman hidproponik yang menghiasi dinding barat Lapangan Parade. Ada berbagai
macam tanaman hidproponik, mulai dari sayuran, seperti kangkung (ipomoea aquatica), cabai merah (capsicum annuum), sawi (brassica chinensis var. parachinensis),
terung (solanum melongena), seledri (apium graveolens), pakcoy (brassica rapa subsp. chinensis) dan
tanaman hias yakni anggrek (Orchidaceae).
Pemandangan ini mungkin terkesan kontras, jika dikaitkan dengan ABN sebagai
akademi yang fokus pada pendidikan politik, kebijakan publik (public policy), dan nasionalisme
Indonesia.
Ide tanaman hidproponik merupakan gagasan Gubernur ABN Mayjen
TNI (Purn.) IGK Manila (Opa Manila). Ide ini muncul atas dasar keresahan
melihat situasi konkret petani Indonesia saat ini. Dalam satu kesempatan
wawancara dengan Opa Manila, ia mengatakan bahwa ide tentang tanaman
hidproponik ini muncul ketika ia menjabat sebagai Sekertaris WANTIMPRES (Dewan
Pertimbangan Presiden) 2014-2019 yang membidangi pertanian, perikanan, dan
pariwisata. Ia menjelaskan bahwa
permasalahan konkret petani saat ini yakni tidak memiliki lahan pertanian.
Lahan garapan petani sebagian besar dimiliki oleh orang lain yang bukan petani.
Akibatnya, petani tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi.
Atas dasar keresahan tersebut, Opa Manila ingin membuat
gerakan percontohan yakni menanam tanaman sayuran dengan sistem hidpronik. Ia
berharap para petani bisa mencontohi gerakan menanam tersebut karena akan
membawa banyak manfaat bagi petani itu sendiri. Menurut Opa Manila, tanaman
hidroponik bisa memanfaatkan lahan yang sempit. Tanaman bisa dibuat secara
vertikal memanfaatkan tembok rumah. Jika para petani mampu menanam sayuran
dengan sistem hidproponik, maka kebutuhan pokok dan gizi anak-anak petani pasti
akan terpenuhi. Dasar utamanya tentu saja kemauan yang kuat, perhatian yang
cukup dan fokus.
Hampir setiap hari, baik pada pagi atau sore hari, Opa Manila
selalu melihat tanaman hidproponik yang menghiasi dinding tembok di pinggir
Lapangan Parade ABN. Para pelatih mendapat tugas dari Opa Manila untuk merawat
tanaman hidproponik. Setiap pagi dan sore hari mereka selalu menyisihkan waktu
untuk menyiram dan menyiangi tanaman. Menurut Pak Ucin, salah satu pelatih ABN,
hasil tanaman Hidroponik, terutama sayuran (kangkung, sawi, terung, dan pakcoy)
sudah dipanen sebanyak sebelas kali dan dikonsumsi oleh civitas akademi ABN.
Bagi para civitas akademik ABN, merupakan pemandangan menarik
melihat tanaman hidroponik yang hijau dan segar sedang disiram oleh para
pelatih sebelum Sang Saka Merah Putih dikibarkan pada pagi hari. Hal yang sama
juga terjadi pada sore hari, ketika menutup hari dengan apel penurunan bendera.
Para civitas akademik ABN, merasakan pemandangan hijau dan segar merupakan
oase, hadiah dari sang Khalik ditengah hawa panas kota Jakarta.
Oase ini tentu saja harus dikreasi secara kreatif dan ABN
telah melakukan tindakan sederhana dan tepat karena telah melakukan gerakan
sosial-ekologis yang mempunyai dampak sosial, bukan hanya bagi petani, tetapi
juga bagi semua masyarakat. Opa Manila mengatakan bahwa ketua umum Partai
NasDem, bapak Surya Paloh telah melakukan panen perdana tanaman hidproponik pada
tanggal 2 Mei 2018. Ia sangat antusias dengan ide Opa Manila dan berpesan bahwa
hal ini merupakan contoh kecil gerakan perubahan, Restorasi Indonesia. Gerakan
Restorasi harus dimulai dari lingkungan internal Partai NasDem. Gerakan
Restorasi yang dimulai dari lingkaran internal partai merupakan titik awal agar
gerakan itu bisa mengakar kuat di bumi nusantara.