
Roberth Rouw Merasa Ada Mafia Permainkan Ongkos Angkutan di Papua
Jakarta, (8/5). Roberth Rouw, Wakil
Ketua Komisi V DPR RI, menyoroti mahalnya ongkos angkutan logistik di Papua,
khususnya pada angkutan udara. Menurutnya, ada jaringan mafia yang
mempermainkan ongkos angkutan tersebut.
"Pengusaha di sana, terutama
pengusaha ternak itu mengeluhkan tentang bagaimana ongkos yang tinggi, karena
ada, ya kalau dibilang mafia, mungkin termasuk," kata Roberth dalam Rapat Kerja Komisi V
DPR dengan Menhub, Dudy Purwagandhi, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis
(8/5/2025).
Menurut Roberth, para mafia tersebut
menaikkan ongkos angkutan, bahkan dua kali lipat dari harga yang dikenakan
maskapai.
"Ketentuan dari maskapai sudah
jelas. Tapi tidak bisa langsung ke maskapai. Harus melewati pihak ketiga.
Mereka menarik biaya, itu bisa dua kali lipat. Ini bukan baru terjadi, tapi ini
sudah sindikat menurut saya," tegasnya.
Disampaikan oleh Legislator NasDem dari
Dapil Papua Pegunungan itu, pihak maskapai tidak dapat berbuat banyak mengatasi
permainan para mafia tersebut.
"Kami tidak bisa langsung ke
maskapai, katanya. Menurut teman-teman pengusaha di sana, harus melalui vendor.
Maka di sana terbebani lagi tingkat kemahalan," ujar Roberth.
Dicontohkan olehnya, pengiriman telur
dari para pengusaha ternak. Dengan ongkos kirim dua kali lipat, tentu akan
berdampak dengan semakin mahalnya harga telur yang dibeli masyarakat.
"Ini biaya kan membebani sekali.
Biaya transportasi ini nantinya yang kena masyarakat. Pengusaha tetap akan
ambil untung. Tapi yang terbebani masyarakat," tandasnya.
Lebih lanjut, Menhub didesak oleh Roberth,
untuk menindak permainan ongkos tersebut. Tata kelola anguktan di Papua harus
dibenahi.
"Apalagi dengan sekarang pemerintah
membuat kebijakan makan bergizi gratis. Itu kan (harga bahan pokok) harus bisa
ditekan, agar mendapat manfaat yang lebih baik untuk anak-anak kita," ucapnya. (JHL.545)